Februari bulan penuh cinta tapi bagiku februari tahun ini adalah bulan penuh bokek. Banyak banget yang harus aku bayar termasuk uang kos yang mahal abis, SPP yang nunggak dua semester, ngganti buku temenku yang ku ilangin, mbayar iuran di bagian yang sedang aku koasin dan lain sebagainya, Gimana enggak uang bulanan yang seharusnya pas-pasan hanya dengan bayar tagihan kos, konsumsi dan urusan koas terancam deficit dengan pembayaran SPP. Sebenernya dari orang tuaku tercinta udah nggak ada urusan karena mereka udah ngasi uang SPP dari 2 bulan lalu, tapi ya karena aku seorang cewek ya langsung abis, ya nggak bisa di salahin donk, lawong itu juga buat beli oleh2 pas aku mo pulang liburan. Aku bener2 terancam bakal puasa makan nasi sebulan, gimana enggak, uang di dompet ludes dan di ATM hanya tinggal beberapa ratus doang yang paling kalo buat makan di luar bisa abis 1 minggu aja hik….trus yang ada di kamar cuma sekardus mie sedaap goreng. Masak harus makan mie melulu satu bulan penuh? mblenger abis berturut2 makan mie terus selama 15 hari…
Akhirnya ku putuskan untuk bangkit memasak. Aku yakinkan diri kalo beras di plastik ini cukup buat sebulan. Dengan beberapa lembar uang puluhan ribu aku berangkat ke Fresh Mart (nama market di kota Manado) buat beli sumber protein, lemak esensial dan mineral penting yang selama 15 hari nggak kudapatkan. Target belanjaku harus nggak lebih dari 60 ribu. Karena uangku tinggal 100 ribu, belom lagi mo beli aqua gelon. Sesampai di Fresh Mart aku langsung hunting yang namanya gula, teh, bumbu2, telur, tempe, tahu, sawi, dan…..MUJAIR.
Mujair adalah spesies pertama yang aku masukkan kamar. Aku kira dengan mereka jual mujair bertuliskan “Mujair Bersih” berarti bebas dari najis, hadas besar dan kecil, bebas dari kotoran (yang warnanya ijo-ijo gitu hiii), bebas dari darah, dan yang paling penting bebas dari amis…secara aku belom sadar kalo “Bersih” yang di maksud disini artinya adalah sudah di telanjangi baju sisiknya, lalu di keluarin isi perutnya…thetsolll…..
Sesampainya di kos barang belanjaan termasuk mujair yang terbungkus plastik itu aku geletakkan di lantai. Dan aku langsung rebahan di kamar, maklum ngantuk banget semaleman nggak bisa tidur setelah mimpi para maling masuk kamarku. Sorenya aku menyiapkan peralatan masak, rice cooker, kompor listrik, pisau, gunting, cowek, sayur, tempe tahu, terong, bumbu, minyaknya rini yang belum ku balikin setahun lalu, dan mujair yang masih damai dalam bungkus plastik. Untuk menghindari kepergok tante pemilik kos karena aku pake barang2 elektronik illegal maka jendela dan pintu ku kunci. Mulailah aku menaruh plastik berisi mujair ke baskom, ku buka ikatannya, ku buka plastiknya dan yaelah mampus amis banget, hih banget, mana darahnya netes-netes, ada lendirnya lagi wik, mana melotot lagi haaaaahhhh nyesel deh udah beli barang ginian, dalam itungan detik kamarku udah pengap dengan amisnya. Selang beberapa menit molekul2 amis itu memasuki lobang2 sekat kamarku menuju ke tetangga sebelah yang lagi enak2an pacaran. Kemesraan dan keberisikan yang panas itu secara tiba-tiba hilang….dan merekapun hanyut dalam kepusingan akan amis ikan.
Nggak boleh….aku harus cepat2 memandikan mayat amis ini sebelum seisi kos tahu kalau akulah tersangkanya. Aku lari ke wastafel, kucuci dan masuk lagi dalam kamar. Ku potong2 masing2 jadi 3 bagian, kepala, perut, dan ekor. Kuhaluskan bumbu seadanya, yakni bumbu primer (brambang, bawang putih, garem) dan kunyit. Langsung ku olesin, ku tunggu beberapa menit. Baunya lambat laun terganti oleh bau kunyit. Okelah lumayan juga bumbu racikanku.
Sore itu suasana kos sangat sepi, mungkin orang2 pada tidur, tapi heran kenapa tetangga sebelah sama “temennya” nggak tidur2 dari tadi yah. At least puter musik kek supaya aku bisa menggoreng dengan leluasa. Saat itu aku udah nggak sabar nggoreng, perutku udah keroncongan banget. Sssseeeennnggggg…Sssssssssssshhhhrrrrrrrrr……pletak Shhhrrreennnggggg……..bunyi minyak yang kehausan akan objek yang baru digorengkan
2b continued........
Label: Vacations